Santri Qiraati

referensi metode ilmu baca al-Quran

Konsep-konsep Metafisika Ibn al-’Arabi :

Wujûd dan ‘Adam (I)

Para peminat Ibn al-’Arabi tingkat pemula mungkin cukup kebingungan apabila membaca karya-karya Ibn al-’Arabi terutama al-Futuhat al-Makkiyah dan Fushush al-Hikam yang merupakan adikaryanya yang paling masyhur. Nah, untuk memudahkan “pemahaman” para peminat Ibn al-’Arabi, saya kutipkan tulisan Dr Kautsar Azhari Noer dari karya doktoralnya yang bertajuk Ibn al-’Arabi Wahdat al-Wujud dalam Perdebatan (Paramadina, 1995) yang mengulas konsep-konsep Ibn al-’Arabi. Tulisan serial ini akan membahas: (1)wujûd dan ‘adam (2) al-Haqq dan al-khalq (3) Tajalli al-Haqq (4) azh-Zhahir dan al-Bathin(5) Yang Satu dan Yang Banyak (6) Tanzih dan Tasybih (7) Zat dan Nama-nama Tuhan (8)al-A’yan ats-Tsabitah dan (9) al-Insan al-Kamil

A. Wujûd dan ‘Adam

Kata wujûd, bentuk masdar dari wajada atau wujida, yang berasal dari akar w-j-d tidak terdapat dalam al-Quran. Bentuk masdar dari akar yang sama yang terdapat dalam al-Quran adalah wujd (65:6). Adapun bentuk fi’l dari akar yang sama banyak terdapat dalam kitab suci umat Islam ini (misalnya, 3:37, 18:86; 27:23; 93:7; 4:43; 18:69; 7:157).

Kata wujûd tidak hanya mempunyai pengertian “objektif”, tetapi juga “subjektif”. Dalam pengertian pertama, kata wujûd adalah masdar dari wujida , yang artinya “ditemukan”. Dalam pengertian inilah, kata wujud biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “being” atau “existence”. Dalam pengertian “subjektif”, kata wujûd adalah masdar dari wajada , yang berarti menemukan. Dalam arti kedua ini, kata wujud diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “finding”.

Dalam pengertian subjektif, kata wujûd terletak aspek epistemologis dan dalam pengertian “objektif”-nya terletak aspek ontologis. Dalam sistem Ibn al-‘Arabi, kedua aspek ini menyatu secara harmonis. Kesatuan kedua pengertian dan kedua aspek ini terlihat dengan jelas ketika Syekh (panggilan akrab Ibn al-‘Arabi) membicarakan wujûd dalam hubungannya dengan Tuhan. Pada satu pihak, wujûd, atau lebih tepat satu-satunya wujud, adalah wujud Tuhan sebagai Realitas Absolut, dan di pihak lain, wujûd adalah “menemukan” Tuhan yang dialami oleh Tuhan itu sendiri dan oleh para pencari rohani. Orang-orang yang “menemukan” Tuhan dalam alam dan diri mereka sendiri disebut ahl al-kasyf wa al-wujûd (orang-orang yang menyingkap dan menemukan), yang berarti orang-orang yang mengalami penyingsingan tabir yang memisahkan mereka dari Tuhan, hingga mereka menemukan Tuhan dalam alam dan diri mereka sendiri. Dalam pengertian ini, seperti dikatakan William C. Chittick, wujûd secara praktis adalah syuhûd (“menyaksikan” atau “merenungkan”). Wujûd dan syuhûd, keduanya adalah tajalli, penampakan diri Tuhan, dan keduanya mempunyai pengertian objektif dan subjektif. Karena alasan ini dan alasan lain, debat antara pendukung-pendukung wahdat al-wujûd dan wahdat al-syuhûd mengaburkan fakta bahwa Ibn al-‘Arabi sendiri tidak bisa dimasukkan ke dalam salah satu dari dua kategori ini tanpa mengubah keseluruhan ajarannya.

Kata wujûd terutama dan lebih khusus digunakan oleh Ibn al-‘Arabi untuk menyebut wujud Tuhan. Sebagaimana telah disebut di atas, satu-satu wujud adalah wujud Tuhan; tidak ada wujud selain wujud-Nya. Ini artinya, apa pun selain Tuhan tidak mempunyai wujud. Secara logis dapat diambil kesimpulan, kata wujûd tidak dapat diberikan kepada segala sesuatu selain Tuhan (mâ siwâ Allâh), alam dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Namun demikian, Syekh memakai pula kata wujud untuk menunjukkan segala selain Tuhan. tetapi ia menggunakannya dalam makna metaforis untuk tetap mempertahankan bahwa wujud hanya milik Tuhan, sedangkan wujud yang ada pada alam pada hakikatnya adalah wujud Tuhan yang dipinjamkan kepadanya. Sebagaimana cahaya hanya milik matahari, tetapi cahaya itu dipinjamkan kepada para penghuni bumi. Hubungan antara Tuhan dan alam sering digambarkannya dengan hubungan antara cahaya dan kegelapan. Karena wujud hanya milik Tuhan, maka ‘adam (ketiadaan) adalah “milik” alam. Karena itu, Ibn al-‘Arabi mengatakan bahwa wujud adalah cahaya, dan ‘adam adalah kegelapan.

on http://amuli.wordpress.com/

Filed under: Tasawuf, , , , , , ,

Pasang Iklan Anda di sini

RSS catatan Kang Jalal

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Kumpulan humor “Gus Dur”

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS TASAWUF

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS MOTIFASI

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS HASANAH

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

  • 208.232 hits

SPONSORSHIP

KAMAR PENGANTIN

PEPUNDHEN

DOKUMENT

SILATURRAHIM

free counters